Tuesday, July 22, 2014

#LomoGuideIndonesia : Panduan Memilih Film untuk Kamera Analog

Untuk kamera analog (Kamera Film) tentu saja membutuhkan film untuk media menangkap gambar. Untuk guide kali ini, gue akan bahas apa saja jenis film yang umumnya tersedia dan bagaimana cara memilih jenis film yang tepat untuk kamera analog yang kalian miliki.

Apa saja jenis film yang biasanya dipake sih?
Sebenarnya banyak sekali tipe-tipe film yang ada dari jaman dulu hingga sekarang, dari jaman nenek moyang sampe jaman cabecabean, namun di jaman cabecabean sekarang, ada 3 format film yang masih dipakai atau sering dipakai oleh para lomographer maupun fotografer analog. 3 format itu adalah :

Film 135

Film ini paling banyak dipakai karena dapat ditemukan dengan mudah (Susah-susah dikit yang penting usaha) dengan rate harga lumayan murah (25.000-200.000(Tahun 2014)) dengan range merk yang bermacam-macam mulai dari Kodak, Fuji, Agfa, Ilford dan Lomography. Jangan juga tertukar membeli film-film dengan vitamin c di apotek-apotek terdekat.

Film 120

Film ini juga biasa atau pada umumnya disebut dengan sebutan film Medium Format. Film ini biasanya dipakai oleh para professional fotografer untuk pekerjaannya. Kamera-kamera yang dapat memakai film ini pun kamera-kamera professional yang harganya lumayan :p . film 120 mempunyai rate harga yang lumayan mahal (40.000-200.000(Tahun 2014) dan agak sulit ditemui di pasar atau online shop.

Film 110

Film ini sebenarnya baru dibangkitkan kembali oleh Lomography baru-baru ini namun sudah sulit dicari keberadaannya. Jika adapun film ini memiliki rate yang sangat mahal yaitu sekitar 120.000 per film dan tidak semua lab proses bisa memprosesnya. Jadi untuk sekarang, film dengan format 110 ini hanya ada dengan merk Lomography saja

Adapun dari format-format yang ada diatas, dibagi kembali menjadi jenis-jenis film yang cukup beragam, Sebenarnya Cuma 2 jenis film yang ada. Ya, ga konsisten sedikit gapapa. Biar agak panjang aja guide kali ini J


Color film

B & W Film

Udah sih 2 itu aja.

Terus kenapa susah banget buat para pemula untuk memilih film? Kenapa banyak yang ga ngerti iso di film?
Menurut gue, salah satu penyebabnya adalah kebiasaan kita yang telah dimanjakan oleh kehebatan kamera digital. Dengan fitur auto, kita hanya tinggal jepret tanpa harus memikirkan iso yang dipakai.

Gue disini ga perlu menjelaskan iso secara detail, karena pada dasarnya setiap photographer memang harus mengerti dasar dari Segitiga Photography yaitu ShutterSpeed, Diafragma dan ISO. Secara garis besar, iso adalah sensitivitas film dalam menangkap cahaya. Udah tau dong system film adalah menangkap cahaya yang diatur jumlah cahayanya oleh shutter speed dan diafragma. Nah, iso itu tingkat sensitifitasnya. Semakin tinggi iso, semakin sensitiflah filmnya seperti wanita yang sedang PMS. Sebagai contoh, ISO 100 dipakai di suasana outdoor dan iso 1600 dipakai dalam keadaan lowlight.

Adalagi yang perlu diperhatikan dalam memilih film, yaitu tipe dan expired date.
Tipe film disini adalah negative film dan positive film. Positive film ini adalah jenis film yang sudah mulai jarang dan berbeda cara dan cairan pencucian untuk prosesnya. Maka untuk sekarang, biasanya para lomografer mengakalinya dengan crossprocessing yaitu mencuci film positif dengan cairan proses film negative. Hasil yang didapat bisa dibayangkan tonal warna yang lari kesana kesini huff huff huff. Warna warnanya bisa hijau biru merah bahkan ungu :p



Setiap film, dibuat dengan proses kimia yang gue sendiri gatau. Dan selayaknya kimia, pasti punya expire date aja. Kebayang kan kalo makanan expired? Sama aja prosesnya dengan film. Ada beberapa makanan yang masih aman dikonsumsi dengan hati-hati pada waktu expire yang baru sebentar. Sedangkan makanan yang telah expired lama akan menjadi basi, bau dan menyebabkan efek yang tidak seharusnya jika dimakan. Demikian pula dengan film. Sepengalaman pribadi, film yang memiliki waktu expired lewat 1-3 tahun masih aman untuk digunakan. Beberapa mungkin sudah menunjukan pertanda perubahan warna. Namun cobalah pakai film yang sudah berusia 10th keatas. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Diantaranya adalah tidak dapat menangkap cahaya lagi atau perubahan warna yang drastis.

So, telitilah dalam membeli dan memakai film, gunakan film-film sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. Tidak ada salahnya untuk mencari tahu jenis-jenis film lebih detail dan mempelajarinya :D

Selamat mencari film, Lomo On! 

Written by Andyka Setiabudi
"Seorang lomographer dengan aliran sesukanya, yang penting moto, yang penting ngumpul"
For Question and Answer a.k.a TanyaTanyaGemes : 
E-mail : ki9ler@gmail.com
Facebook : Andyka Setiabudi
Twitter : @dikartlens
Instagram : Dikartlens
LomoHomes : http://www.lomography.com/homes/artlens
#Sekian

Sunday, February 9, 2014

#LomoGuideIndonesia : 'Lomography' tuh apa kak? #1

"Lomography" tuh apa kak? Ini kamera lomo bukan kak? Lomo ada yang digital ga? Hasil lomo editan ya? - Hal-hal ini belakangan sering banget gue denger. Setelah agak lama berkecimpung di dunia per-Lomoan ~Cie berkecimpung~, gue mengambil kesimpulan bahwa ketertarikan masyarakat terutama remaja Indonesia terhadap dunia Lomography masih cukup tinggi, Tapi pengetahuan akan Lomography sangat sedikit dan membuat mereka lambat laun menjadi malas untuk mencobanya.

Maka dari itu, gue disini mau bikin sebuah series blog, #LomoGuideIndonesia ~Taraaaaaaaa~

Kalo kata orang, tak kenal maka tak sayang, maka di series pertama ini gw mau ngebahas, Lomography tuh apa sih? sebuah aliran photographykah? Jawabannya 'Bukan'. Lomography adalah sebuah Brand kamera layaknya seperti Canon dan Nikon.

Mungkin buat bahas sejarah perkembangan Lomography bukan pada tempat dan haknya gue sebagai 'Hanya Pemakai' untuk menjelaskan. Pasti banyak di google, cari aja ya jangan males :p

Oke balik lagi, gue disini berkeinginan menjelaskan apa sih lomography itu. yuk mulai! ~hahaha~




Sumber : Artlens
Apa sih Lomography itu?
Lomography adalah sebuah Brand kamera! Sekali lagi, Lomography adalah sebuah brand kamera! Jadi, jangan sebut sembarang kamera dengan sebutan kamera lomo jika kalian bisa baca kalo itu ga ber-merk Lomo/Lomography. Ada juga kasus efek-efek yang disebut efek lomo. Sekali lagi gue tekankan lomo adalah sebuah brand pada umumnya yang memiliki setiap cirikhas pada kameranya. Ada yang wide, fisheye, dreamy, panoramic dan sebagainya. 


Sumber : Artlens


Jadi Lomography tu apa kak?
Udah gue bilang, Lomography itu adalah sebuah merk dagang atau Brand sebuah produk kamera. Selain Brand, Lomography juga merupakan sebuah komunitas analog yang levelnya internasional (www.lomography.com)


Sumber : Artlens
Oke ngerti, terus Lomography ada yang Digital ga kak?
Oke kita lanjut. Lomography itu digadang-gadang sebagai pencetus 'Analogue Movement' di Dunia. Selain itu, memang pada dasarnya Lomography adalah sebuah Komunitas dan Brand yang mendedikasikan diri dalam analogue photography. Jadi ya ga ada atau Belum ada kamera Lomography yang digital. Kalo diluar sana banyak yang koar-koar itu kamera Lomo Digital, itu Palsu ~Layaknya Alamat Palsu~

Terus pake rol film dong? efeknya gimana sih?
Yap, Analogue Photography masih menggunakan film negatif atau biasa disebut klise kali ya. Ada berbagai macam jenis film negatif sih. Dibahas di Blogseries berikutnya aja ya, yang jelas efek yang dimaksud disini adalah warna yang tidak biasa atau hitam putih. Yap, itu emang dipengaruhi sama jenis filmnya. Next akan kita bahas.


Sumber : Artlens


Udah mulai tertarik nih ka, kalo mau liat-liat atau beli kamera Lomo gimana ya?
Nah, gitu dong. Kalian bisa buka www.Lomography.com buat liat-liat dan beli kamera, tapi untuk Indonesia, semua pembelian produk Lomography akan dikirim dari Lomography Hongkong :D .Di Indonesia sendiri, ada sebuah komunitas dan reseller resmi dari Lomography yang berjudul ~cielah berjudul~ "Lomonesia". Kalian juga bisa tanya-tanya sama kakak-kakak lomonesia, apa aja deh ditanyain sono. Buat beli kamera bisa mampir ke www.Lomonesia.co.id ya

Tapi kalo udah punya kamera, ga tau nih hunting kemana sama siapa?
Gausah takut, coba aja follow twitter @Lomonesia buat info hunting bareng, atau coba gabung di FB Page di Lomonesia. Banyak Lomographer(Sebutan penggemar Lomography) yang share photo maupun sekedar berbagi tips n trick.

Sekian dulu BlogsSeries kali ini. semoga semakin memperjelas bukan semakin mempersesat adekadek unyu ini yang mau belajar dunia Per-Lomoan. Peace!




Written by Andyka Setiabudi
"Seorang lomographer dengan aliran sesukanya, yang penting moto, yang penting ngumpul"
For Question and Answer a.k.a TanyaTanyaGemes : 
E-mail : ki9ler@gmail.com
Facebook : Andyka Setiabudi
Twitter : @dikartlens
Instagram : Dikartlens
LomoHomes : http://www.lomography.com/homes/artlens
#Sekian