Suasana ruang makan(canteen) Photo from Hostel Van Gogh Brussels Website |
Meja Billiard Photo from Hostel Van Gogh Brussels Website |
Hostel ini terdiri dari beberapa lantai yang dibagi menjadi kamar-kamar seperti hostel pada umumnya. Yang membuat hostel ini superkeren adalah, adanya bar yang super keren di lantai dasar yang juga dilengkapi oleh meja billiard. Semua pegawai hostelnya pun ramah dan hampir semua bisa berbahasa inggris. Kalau kalian sedang menginap di Hostel ini dan tidak ingin membawa semua barang bawaan kalian saat sedang sightseeing, Hostel ini juga menyediakan fasilitas locker dilengkapi dengan gembok yang kuncinya bisa kita bawa sendiri.
Overall, gue dengan bangga merekomendasikan Hostel ini buat kalian yang mau backpacking ke Brussels.
Skipskipskip, Breakfast kali ini dipenuhi pilihan makanan standar breakfast di seluruh dunia. Ga jauh-jauh antara Sereal atau Sandwich. Karena kita orang Indonesia yang selalu gamau rugi, gue sikat semua. Tentunya gue ambil bertahap biar ga keliatan makannya banyak banget.
Sambil menikmati breakfast yang menumpuk, gue pun mulai membolakbalik peta gratis yang gue ambil di resepsionis. Setelah lama membolak balik, gue pun kayang. Engga ding, gue akhirnya memutuskan rute berikut :
Hostel-Atomium-City Sightseeing
Oke, kenapa cuman segitu rute gue? Kemana Maneken Piss yang terkenal? Ga ke Grand Place? Gue sengaja jadiin satu itu semua ke City Sightseeing karena semua Famous Tourist Attraction di Brussels berdekatan di pusat kota. Kecuali Atomium, yang letaknya sedikit menjauh dari kota.
Free Map for Young Travellers : Brussels
Gue pun berpikir lagi. Bagaimana caranya kita ke Atomium dari Hostel? Karena gue orangnya hemat (hemat sama pelit beda tipis sih!) , gue memutuskan untuk jalan kaki. Karena setelah gue hitung-hitung, jaraknya tidak lebih dari 7 Km dengan berjalan kaki.
Makan selesai, saatnya Explore Brussels!!
Dari hostel kita berjalan ke arah utara, seperti biasa, gue dengan sotoynya cari-cari jalan sendiri. Satu hal yang gue ga sadar adalah, nama jalan di Brussels semuanya berbau-bau Perancis yang otomatis semuanya susah dibaca dan diingat.
Perjalanan dari hostel menuju atomium diawali dengan semangat45 yang 15 menit kemudian disusul dengan langkah lunglai, letih, lesu, pegal otot? minum neo rheumacyl aja. "Tai, jauh banget", pikir gue. Tapi perjalanan terus gue lanjut. Gengsi dong, bawa cewe tapi lemes. Iyalah lemes, bawaan gue tetep aja berat karena bawa air.
Sepanjang jalan, gue merasakan atmosfir kota Brussels yang artsy gembel. Kenapa artsy? Kenapa gembel? Kenapa hayooo?
Artsy karena banyak sudut kota yang dilukis dan diubah sedemikian rupa sehingga artsy.
Gembel karena menurut gue, dibandingkan dengan Jerman dan Belanda yang juga tetanggaan, kota ini cukup kotor, ya walaupun ga kotor-kotor amat.
Kota Brussels penduduknya ramah-ramah Copyright©Andyka Setiabudi |
Kelihatan kan kotornya? Copyright©Andyka Setiabudi |
Salah satu pedagang di pasar lokal Copyright©Andyka Setiabudi |
Aktivitas di pasar Copyright©Andyka Setiabudi |
Aktivitas di pasar Copyright©Andyka Setiabudi |
Lagi santai di taman Copyright©Andyka Setiabudi |
Sempat mampir ke sebuah pasar lokal dan istirahat di sebuah taman yang banyak angsanya, akhirnya kita sampai di Atomium yang kemudian disusul dengan kata-kata "Gini aja nih?". Sedikit informasi, buat backpacker gembel kaya gue yang travelling dengan low budget, mungkin biaya masuk ke berbagai atraksi di atomium agak diluar budget kami. Aktivitas yang bisa kamu lakukan dengan gratis disini adalah foto-foto dan bersantai di kursi-kursi disekitarnya dengan pemandangan Atomium dan turis-turis asia yang ngabisin 2 lusin SD card buat foto-foto doang di depan Atomium.
Atomium Copyright©Andyka Setiabudi |
Atomium Copyright©Andyka Setiabudi |
Atomium Copyright©Andyka Setiabudi |
Atomium Copyright©Andyka Setiabudi |
Oke, gue nyerah hemat (baca : pelit). Akhirnya gue memutuskan untuk kembali ke kota buat melanjutkan sightseeing menggunakan Metro. Yaitu sejenis MRT-nya kota Brussels.