Sunday, April 5, 2015

Dikartlens To Europe, Brussels (Part 2) : Atomium, Here We Come!

Dengan tampang superkucel, kita pun menuju canteen untuk menikmati breakfast gratis yang diberikan pihak hostel yang mungkin kasihan melihat tampang superkucel kita. Sebelum cerita lebih lanjut, gue lupa ngasih tau kalo kita lagi ada di Hostel Van Gogh Brussels yang super keren. Seluruh penjuru hostel dipenuhi oleh remaja dari seluruh dunia, ada yang asik ngobrol, ngetik, bahkan main billiard.

Suasana ruang makan(canteen)
Photo from Hostel Van Gogh Brussels Website
Meja Billiard
Photo from Hostel Van Gogh Brussels Website

Hostel ini terdiri dari beberapa lantai yang dibagi menjadi kamar-kamar seperti hostel pada umumnya. Yang membuat hostel ini superkeren adalah, adanya bar yang super keren di lantai dasar yang juga dilengkapi oleh meja billiard. Semua pegawai hostelnya pun ramah dan hampir semua bisa berbahasa inggris. Kalau kalian sedang menginap di Hostel ini dan tidak ingin membawa semua barang bawaan kalian saat sedang sightseeing, Hostel ini juga menyediakan fasilitas locker dilengkapi dengan gembok yang kuncinya bisa kita bawa sendiri.
Overall, gue dengan bangga merekomendasikan Hostel ini buat kalian yang mau backpacking ke Brussels.

Skipskipskip, Breakfast kali ini dipenuhi pilihan makanan standar breakfast di seluruh dunia. Ga jauh-jauh antara Sereal atau Sandwich. Karena kita orang Indonesia yang selalu gamau rugi,  gue sikat semua. Tentunya gue ambil bertahap biar ga keliatan makannya banyak banget.

Sambil menikmati breakfast yang menumpuk, gue pun mulai membolakbalik peta gratis yang gue ambil di resepsionis. Setelah lama membolak balik, gue pun kayang. Engga ding, gue akhirnya memutuskan rute berikut :

Hostel-Atomium-City Sightseeing

Oke, kenapa cuman segitu rute gue? Kemana Maneken Piss yang terkenal? Ga ke Grand Place? Gue sengaja jadiin satu itu semua ke City Sightseeing karena semua Famous Tourist Attraction di Brussels berdekatan di pusat kota. Kecuali Atomium, yang letaknya sedikit menjauh dari kota.

Free Map for Young Travellers : Brussels

Gue pun berpikir lagi. Bagaimana caranya kita ke Atomium dari Hostel? Karena gue orangnya hemat (hemat sama pelit beda tipis sih!) , gue memutuskan untuk jalan kaki. Karena setelah gue hitung-hitung, jaraknya tidak lebih dari 7 Km dengan berjalan kaki.

Makan selesai, saatnya Explore Brussels!!

Dari hostel kita berjalan ke arah utara, seperti biasa, gue dengan sotoynya cari-cari jalan sendiri. Satu hal yang gue ga sadar adalah, nama jalan di Brussels semuanya berbau-bau Perancis yang otomatis semuanya susah dibaca dan diingat.

Perjalanan dari hostel menuju atomium diawali dengan semangat45 yang 15 menit kemudian disusul dengan langkah lunglai, letih, lesu, pegal otot? minum neo rheumacyl aja. "Tai, jauh banget", pikir gue. Tapi perjalanan terus gue lanjut. Gengsi dong, bawa cewe tapi lemes. Iyalah lemes, bawaan gue tetep aja berat karena bawa air.

Sepanjang jalan, gue merasakan atmosfir kota Brussels yang artsy gembel. Kenapa artsy? Kenapa gembel? Kenapa hayooo?
Artsy karena banyak sudut kota yang dilukis dan diubah sedemikian rupa sehingga artsy.
Gembel karena menurut gue, dibandingkan dengan Jerman dan Belanda yang juga tetanggaan, kota ini cukup kotor, ya walaupun ga kotor-kotor amat.

Kota Brussels penduduknya ramah-ramah
Copyright©Andyka Setiabudi

Kelihatan kan kotornya?
Copyright©Andyka Setiabudi
Salah satu pedagang di pasar lokal
Copyright©Andyka Setiabudi

Aktivitas di pasar
Copyright©Andyka Setiabudi

Aktivitas di pasar
Copyright©Andyka Setiabudi
Lagi santai di taman
Copyright©Andyka Setiabudi


Sempat mampir ke sebuah pasar lokal dan istirahat di sebuah taman yang banyak angsanya, akhirnya kita sampai di Atomium yang kemudian disusul dengan kata-kata "Gini aja nih?". Sedikit informasi, buat backpacker gembel kaya gue yang travelling dengan low budget, mungkin biaya masuk ke berbagai atraksi di atomium agak diluar budget kami. Aktivitas yang bisa kamu lakukan dengan gratis disini adalah foto-foto dan bersantai di kursi-kursi disekitarnya dengan pemandangan Atomium dan turis-turis asia yang ngabisin 2 lusin SD card buat foto-foto doang di depan Atomium.

Atomium
Copyright©Andyka Setiabudi

Atomium
Copyright©Andyka Setiabudi

Atomium
Copyright©Andyka Setiabudi

Atomium
Copyright©Andyka Setiabudi

Oke, gue nyerah hemat (baca : pelit). Akhirnya gue memutuskan untuk kembali ke kota buat melanjutkan sightseeing menggunakan Metro. Yaitu sejenis MRT-nya kota Brussels.

Wednesday, April 1, 2015

Dikartlens To Europe, Brussel (Part 1) : Greetings From Brussel!

Ceritanya tulisan ini sebagai permintaan maaf kepada blog ini (Maaf ya blogg!) karena udah ditinggal 3 kali puasa 3 kali lebaran sampai-sampai pas dibuka ada induk lumba-lumba lagi bertelor.

Kali ini gue mau bercerita perjalanan gue menyusuri seluk beluk kota Brussel, Belgia. Kota Brussel ini emang terkenal di seluruh penjuru dunia. Karena makanannya yang super ngenyangin, karena penduduknya yang super ramah-ramah, dan karena ada patung bocah kencing!! iya cing!

Perjalanan adalah rangkaian dari Europe visit gue dalam rangka mengunjungi (Ehem!) cewe gue tercinta di kota Hamburg, Jerman. Awalnya kita ga rencana may trip ke Brussel, pengennya Paris. Tapi setelah melihat tiket dan harga penginapan di sekitar Paris, kitapun langsung jedot-jedotin kepala ke tembok. Mahal banget men!

Karena gamau rugi gue udah di Europe, sambil jedot-jedotin kepala gue mikir. Sambil mikir gue diem, terus cewe gue ngomong "Kamu ko diem?". Gue jawab, "O iya!" kemudian jedot-jedotin kepala lagi. Akhirnya sebuah ide pun muncul. Kenapa kita ga bikin Roundtrip aja, dimulai dari Jerman-Belgia-Belanda-Jerman?

Setelah berjam-jam googling, akhirnya diputuskan bahwa roundtrip ini bakal kita lakuin dalam 5 hari. 1 malam di Brussel dan 2 malam di Amsterdam.

Harinya pun tiba (jengjengjeng!!), gue dan cewe gue bersiap naik bus overnight trayek Hamburg-Paris tapi turun di Brussel seharga €49.6 untuk 2 orang. Ya seengganya udah pernah naik busnya aja. Kita berangkat kurang lebih tengah malam dan tiba di North Station, Brussel Pkl. 06.00 Pagi. Sepanjang perjalanan gelap sih, orang pada tidur (Iyalah udah malem!), Cuman ada satu kejadian yang buat semua orang di bus bangun dan panik seketika dimana tiba-tiba sang supir yang perawakannya lebih mirip sinterklas ini marah-marah ketika tau ada satu orang penumpang gelap di busnya. Gue cuman diem aja, takut dimakan sama doi.

Balik lagi, Kita sampai di Brussel pagipagi banget. Turun bus dengan muka super ngantuk dan kedinginan, kita pun bingung. Ada satu hal yang kita lupa di trip kali ini, KITA GA BAWA PETA!!!

Dengan super sotoynya gue ajak cewe gue masuk ke dalam stasiun kereta buat cari peta Brussel. Sampailah kita di sebuah toko kelontong yang dijaga bapak-bapak berjenggot yang gue yakin dia ga jagojago bahasa inggris juga. Gue ambil peta, saat mau bayar dia cuman bilang three. Pikir gue dalam hati "Anjir, mahal juga nih 3 euro. Bisa buat makan wateg sampe kenyang di Indo.", Tapi karena kita butuh peta buat cari letak hostel, dan gue malu juga kalo sampe nyasar, akhirnya gue bayarlah peta itu.

Peta didapat, langsunglah kita cari lokasi hostel yang udah kita pesan. Karena kita ga tau harus naik apa, gue memutuskan untuk jalan kaki menuju hostel dikarenakan jaraknya yang ga terlalu jauh juga. Setelah kami sampai, kami langsung disambut oleh suasana hostel yang ramai. Penuh dengan anak muda yang kayanya sebagian besar juga Backpacker kaya kita. Saat cewe gue sedang check-in, gue liat-liat brosur-brosur wisata yang ada di samping meja resepsionis, Tiba-tiba mata gue tertuju pada satu kumpulan kertas yang ada di pojokan rak kertas-kertas tersebut. PETA! GRATIS!
 kemudian gue jedot-jedotin kepala ke tembok.
Si Peta Laknat
Ngeliat gue stress di pojokan, sang resepsionis pun tibatiba ngomong "Kalian udah boleh kok breakfast di belakang. Kita lagi ga penuh" denger kata-kata breakfast dan gratis membuat gue yang stress menjadi semangat lagi. "Yuk Makan!".

Berikutnya bakal gue ceritain bagaimana perjalanan Backpacking perdana gue ke Brussel yang isinya penuh dengan kesotoyan gue sebagai Backpacker amatir ini