Wednesday, April 1, 2015

Dikartlens To Europe, Brussel (Part 1) : Greetings From Brussel!

Ceritanya tulisan ini sebagai permintaan maaf kepada blog ini (Maaf ya blogg!) karena udah ditinggal 3 kali puasa 3 kali lebaran sampai-sampai pas dibuka ada induk lumba-lumba lagi bertelor.

Kali ini gue mau bercerita perjalanan gue menyusuri seluk beluk kota Brussel, Belgia. Kota Brussel ini emang terkenal di seluruh penjuru dunia. Karena makanannya yang super ngenyangin, karena penduduknya yang super ramah-ramah, dan karena ada patung bocah kencing!! iya cing!

Perjalanan adalah rangkaian dari Europe visit gue dalam rangka mengunjungi (Ehem!) cewe gue tercinta di kota Hamburg, Jerman. Awalnya kita ga rencana may trip ke Brussel, pengennya Paris. Tapi setelah melihat tiket dan harga penginapan di sekitar Paris, kitapun langsung jedot-jedotin kepala ke tembok. Mahal banget men!

Karena gamau rugi gue udah di Europe, sambil jedot-jedotin kepala gue mikir. Sambil mikir gue diem, terus cewe gue ngomong "Kamu ko diem?". Gue jawab, "O iya!" kemudian jedot-jedotin kepala lagi. Akhirnya sebuah ide pun muncul. Kenapa kita ga bikin Roundtrip aja, dimulai dari Jerman-Belgia-Belanda-Jerman?

Setelah berjam-jam googling, akhirnya diputuskan bahwa roundtrip ini bakal kita lakuin dalam 5 hari. 1 malam di Brussel dan 2 malam di Amsterdam.

Harinya pun tiba (jengjengjeng!!), gue dan cewe gue bersiap naik bus overnight trayek Hamburg-Paris tapi turun di Brussel seharga €49.6 untuk 2 orang. Ya seengganya udah pernah naik busnya aja. Kita berangkat kurang lebih tengah malam dan tiba di North Station, Brussel Pkl. 06.00 Pagi. Sepanjang perjalanan gelap sih, orang pada tidur (Iyalah udah malem!), Cuman ada satu kejadian yang buat semua orang di bus bangun dan panik seketika dimana tiba-tiba sang supir yang perawakannya lebih mirip sinterklas ini marah-marah ketika tau ada satu orang penumpang gelap di busnya. Gue cuman diem aja, takut dimakan sama doi.

Balik lagi, Kita sampai di Brussel pagipagi banget. Turun bus dengan muka super ngantuk dan kedinginan, kita pun bingung. Ada satu hal yang kita lupa di trip kali ini, KITA GA BAWA PETA!!!

Dengan super sotoynya gue ajak cewe gue masuk ke dalam stasiun kereta buat cari peta Brussel. Sampailah kita di sebuah toko kelontong yang dijaga bapak-bapak berjenggot yang gue yakin dia ga jagojago bahasa inggris juga. Gue ambil peta, saat mau bayar dia cuman bilang three. Pikir gue dalam hati "Anjir, mahal juga nih 3 euro. Bisa buat makan wateg sampe kenyang di Indo.", Tapi karena kita butuh peta buat cari letak hostel, dan gue malu juga kalo sampe nyasar, akhirnya gue bayarlah peta itu.

Peta didapat, langsunglah kita cari lokasi hostel yang udah kita pesan. Karena kita ga tau harus naik apa, gue memutuskan untuk jalan kaki menuju hostel dikarenakan jaraknya yang ga terlalu jauh juga. Setelah kami sampai, kami langsung disambut oleh suasana hostel yang ramai. Penuh dengan anak muda yang kayanya sebagian besar juga Backpacker kaya kita. Saat cewe gue sedang check-in, gue liat-liat brosur-brosur wisata yang ada di samping meja resepsionis, Tiba-tiba mata gue tertuju pada satu kumpulan kertas yang ada di pojokan rak kertas-kertas tersebut. PETA! GRATIS!
 kemudian gue jedot-jedotin kepala ke tembok.
Si Peta Laknat
Ngeliat gue stress di pojokan, sang resepsionis pun tibatiba ngomong "Kalian udah boleh kok breakfast di belakang. Kita lagi ga penuh" denger kata-kata breakfast dan gratis membuat gue yang stress menjadi semangat lagi. "Yuk Makan!".

Berikutnya bakal gue ceritain bagaimana perjalanan Backpacking perdana gue ke Brussel yang isinya penuh dengan kesotoyan gue sebagai Backpacker amatir ini

No comments:

Post a Comment